WELCOME ! ! ! ^^

Welcome to my blog!!! :DD
Di sini gw jelasin tentang animanga. Terutama yg b'bau Eyeshield 21... :>
So, gw minta komennya... Kalo aneh/jelek, bilangnya sambil b'bisik aja... *biar ga ketendang*
Tapi kalo bagus *apalagi perfect! wkwkw...* Teriak aja kenceng-kenceng!!! kekeke... ;p

And now, Ya-HAAA!!!!!
Selamat menikmati...!

WripleS_96 >< Sora Kaitani

Sabtu, 13 Maret 2010

Enma’s Diaries: First Time (Suzuna VER.)

“Suzuna!! Cepat bangun! Hari ini kau harus segera melihat hasil penerimaan mahasiswa baru!” seru Ibu dari dapur.
“Uh… Ya, bu..” Perlahan aku turun dari ranjangnya. Sesekali aku mengucek mataku yang masih terasa berat.
Jam menunjukkan pukul 6. Sebenarnya itu pagi sekali. Tapi sudah jadi kebiasaan keluarga Taki yang ‘semangat’ untuk bangun pagi.
“A ha haa…!!! Adikku yang manis ini sekarang sudah besar ya!” Tiba-tiba terdengar suara kakakku yang bodoh.
“Ya, ayo kita beri semangat kepada Suzuna kita yang manis!!” Ayah juga pasang aksi dengan gitarnya. “Oh, gadis kecil kita yang manis… Dialah Suzuna… Tak terasa waktu telah berlalu, namun…..”
Aku segera meninggalkan keduanya sebelum benar-benar pusing. Aku jadi teringat perkataan Toga saat kami merayakan kemenangan Deimon atas turnamen Kanto di kapal sebuah pesiar –entah punya dan dibiayai siapa, aku lupa namanya- yang bilang keduanya sama-sama aneh. Aku merasa bersyukur keanehan itu tidak menurun kepadaku.
“Kau akan berangkat dengan siapa?” Tanya Ibu saat aku masuk ke ruang makan.
“Nggak sama siapa-siapa kok,” jawabku sambil memakan sandwichku.
Iya. Saat SMA aku biasa berangkat sekolah dengan Kak Mamo. Kalau tidak, dengan Monta dan… Sena. Aku terdiam. Sekarang semuanya sudah berubah. Teman-teman dari Deimon sudah berpencar ke berbagai universitas. Kak You, Kuritan, dan Mushashi sudah berpencar. Begitu juga dengan yang lainnya. Tapi, mereka semua memang hebat.
Sedangkan Sena, di tengah-tengah semester saat kelas tiga pindah ke Amerika karena Clifford yang memintanya untuk bermain di Notre Dame.
Aku menggigit sendwichku lagi. Ah, kenapa yang kuingat itu lagi? Ingin rasanya kembali bertemu dengannya. Segera. Secepatnya. Diam-diam aku tersenyum. Aku ingin segera bertemu denganmu, Eyeshield 21…



“Wah… Sampai juga,” pikirku saat aku tiba di kampusku.
Universitas Enma. Universitas yang bisa dibilang nggak terkenal sama sekali. Mungkin mulai hari ini aku akan menjadi mahasiswi di sini. Karena…
“Woii! Semuanya! Kita beruntung semua anak diterima menjadi mahasiswa di sini!” seru seorang pemuda.
“Apa??? Yang bener!”
“Swear… Jujur. Katanya karena kekurangan mahasiswa, semua calon jadi diterima…”
“Wah!??? YEAHHHH…….!!!!” Sorak semuanya.
Pemuda itu lalu menempelkan lembaran daftar mahasiswa baru di papan pengumuman. Lalu ia membagikan selebaran yang sama ke masing-masing mahasiswa.
Aku memperhatikan nama-nama yang terpampang di sana dengan seksama. Ahh.. Mereka juga ada!!!
Tiba-tiba aku melihat dua anak berlarian menuju gerbang. Yang satunya berlari dengan sangat cepat, dan yang satunya… Monta!
“Haaaiiii…!!! Di sini!! Semuanya keterima di Enma!!!” seruku bersemangat sambil melambaikan tanganku.
“Hah!? Kok, bisa!? Kalo gitu, ngapain aku capek-capek belajar…?” kata Monta mendekatiku. Sementara anak yang satunya hanya diam menunggu jawabanku.
“Yah, begitulah. Karena mereka kekurangan mahasiswa, akhirnya semua keterima, deh,” kataku.
Doooongg…~~~
Tiba-tiba kami merasakan sesuatu yang mencurigakan.
“Ehh, ada apa ya?” Monta melirik belakangnya dengan tatapan ngeri.
“Entah, kurasa ada sesuatu yang memperhatian kita dari belakang,” Aku juga melirik ada sosok yang bersembunyi di belakang salah satu bangunan.
“Ah… Akhirnya kita bisa juga menemukan seorang kandidat,” kata sosok gendut dengan seragam American Football dengan wajah mengerikan itu. Lalu ia berlari mendekati kami dengan seorang –mirip biksu- lainnya.
“Kau yakin ini cara bagus untuk mengundang anggota baru?” tanya orang yang mirip biksu.
“Yaayy!! Aku mempelajarinya dari Hiruma saat aku masih di Deimon!” jawabnya yakin.
Tiba-tiba sosok gendut itu mengeluarkan seluruh tenaganya dan melempar…..anak yang berlari cepat itu!!! “SELAMAT!!! KALIAN LULUS!!!” teriaknya dengan muka polos.
Aku dan pemuda biksu itu ternganga. Sementara Monta terkagum-kagum. Entah apa yang ada di pikirannya.
“Oh, ya…! Nah, sekarang kalian boleh memberitahu kelulusan kalian pada orang tua kalian dengan handphone ini, gratis!!!” seru sosok gendut yang sebenarnya Kuritan sambil menggenggam erat sebuah handphone.
Aku terdiam. Ngomong-ngomong, gimana nasib anak yang tadi dilempar Kuritan???
Tep. Ternyata dia bisa mendarat dengan mulus! Hebat! Terlihat rambut putihnya dari balik jaket. Hah!? Jadi dia juga sekampus denganku???
“Oh, jadi ini caramu supaya mendapatkan nomor telepon mahasiswa, dan meminta mereka bergabung dengan klub American Football?” kata anak itu sambil membenarkan posisinya berdiri. “Caramu itu sudah ketinggalan tiga tahun! Sekarang, semua mahasiswa sudah punya handphone mereka masing-masing…”
“Ah!!! Kaitani!” seru Kak Unsui –pria biksu itu-.
“Riku-kun! Monta-kun! Ahh… Suzuna-chan juga! Kita semua satu kampus!!!” seru Kuritan. Bahkan, tanpa sadar dia menggencet Riku dan Monta yang nyaris mati gara-gara sesak nafas!
“Ya! Sekarang kita pasti bisa menang dari Saikyoudai! Tapi, sebaiknya kau lepaskan mereka sebelum mereka benar-benar mati!” Kak Unsui menunjuk kearah pelukan Kuritan.
Aku hanya bisa menatap ngeri melihat Monta dan Riku yang kepayahan.
“Benar! Sena juga masuk Enma lo! Katanya dia akan segera bergabung dengan kita max!” seru Monta bersemangat.
“Hah! Tunggu, dia kembali dari Amerika?” Tanya Kak Unsui kaget.
“Yah, begitulah. Tapi katanya dia telat gara-gara kelupaan sesuatu saat di pesawat… Yah, tipe Sena bangetlah,” jelasku.
“Walaupun, awalnya Kak You memaksanya bermain American Football dan membuat kebohongan tentang Eyeshield 21 dari Notre Dame…” lanjutku lagi.
“Aku kaget juga waktu dengar Sena diundang Cliffrod main di Notre Dame lo!” kata Kuritan.
“Kupikir yang lebih ngeri itu Sena, deh –bayangkan wajahnya saat menerima e-mail dari Clifford-max…!” balas Monta.
“Dengan kekuatannya… Dia benar-benar telah menjadi orang hebat,” tanpa sadar aku mengucapkan kata-kata itu.
“Yeah! Kita juga nggak boleh kalah!” seru Monta.
“Sekarang kita bergabung di Enma. Aku yakin, kita pasti menang di pertandingan pertama kita,” lanjut Riku kalem.
“Aku juga! Aku akan ikut menyemangati kalian! Kapan pertandingannya mulai?” tanyaku.
“Sekarang,” kata Kuritan sambil mempersiapkan dirinya.
“APAAAAA!!!!???”



Pertandingan Universitas Koigahama VS Universitas Enma…
Lapangan dipenuhi dengan pasangan-pasangan mesra dari tim Koigahama.
“Uoohhh…! Lihat itu! Benar-benar mesra ya, mereka!” seru Mizumachi pada Kak Kotarou.
Kotarou yang melihat kami masa bodo’ dengan perkataan Mizumachi. “Kalian ini gimana, sih!? Masa’ menjelang pertandingan belum siap juga? Nggak smart banget!” protesnya.
“Ahh! Kak Kotarou! Kak Mizumachi juga di sini!?” seru Monta.
“Iya! Soalnya kudengar kamu bisa masuk sini tanpa belajar!” kata Mizumachi.
“Yah, dasar kalian ini!” kataku sambil bersiap dengan kostum cheerleader-ku.
“Tunggu! Tapi siapa yang merencanakan pertandingan ini!? Kayaknya kita belum dapat izin dari kampus. Kamu ya, Kotarou?” Tanya Kak Unsui dengan panik.
Kak Kotarou menggeleng bingung. “Kamu?” tanyanya pada Kuritan. Kuritan menggeleng juga.
Kuritan segera membuka homepage club Amefuto –American Football- Enma. “Seseorang meng-hack homepage kita,” katanya. “Dia juga menambahkan jadwal pertandingan kita!”
“Seseorang yang bisa merencanakan pertandingan tim lain tanpa permisi….” Mendadak muka Kuritan memucat.
“Walau hal mustahil sekali pun… Di dunia ini yang bisa begitu hanya dia…” Kami semua memandang kearah yang sama dengan ngeri.
“YAAA-HAAAAA~~!!!!”
Sebuah mobil jeep dengan tower pendek di atasnya memasuki lapangan. Itulah, SAIKYOUDAI!!!
“Ah, itu Saikyoudai! Tim terkuat!” seru para wartawan. “Kumpulan All-Stars!!!”
“Dan itu, dari universitas Oujo Silver Knight! Lalu, dari universitas Shuuei juga!” seru Kak Mizumachi dari tempat komentator. “Kok yang komen kamu?” protes Kak Unsui.
“Ada juga Habashira Rui yang bergabung di Universitas Zokuto!”
“Dan, yang juga dari kumpulan pemain istimewa! Kelompok Konstruksi Takekura!”
Aku memandang kearah trio Deimon itu. Kini aku bergabung dengan Kuritan dan teman lainnya di Enma. Sementara Kak You dan Kak Mamo di Saikyoudai. Sedang Mushashi meneruskan pekerjaan ayahnya sebagai tukang konstruksi Takekura.
“Rice Bowl! Ini adalah bagian yang terpenting di Amerfuto! Bahkan melebihi Christmast Bowl! Dan… KITA SEMUA, PASTI BISA KE SANA!!!” seru Kuritan.
“YEAAAHHH…!!!” Kami semua bersemangat.
Pertandingan pun dimulai. Mengalir dengan lancarnya. Tiba-tiba… Seorang dengan kecepatan super mendekatiku yang berdiri di samping bench. “Senn… SENA!?” seruku gembira.
“Ah, maaf. Aku terlambat,” katanya sambil mengatur nafas.
Mendadak para wartawan di sekitar kami heboh dan memotret Sena. “Itu Sena! Beneran Sena Kobayakawa!” JEPRET!! JEPERET!!!
“Ha! Sena! Datang juga!” seru yang lainnya. “Kamu telat banget tau!!!”
“Ah, iya. Tadi ada barang penting yang ketinggalan…” jelas Sena pada kami. Ia mengeluarkan sebuah eyeshield dari tasnya. “Eyeshield ini… Selama tiga tahun aku menggunakannya di Deimon.”
Aku terdiam mendengarnya. Sena… Sekarang kau jauh lebih dewasa.
Sena segera mempersiapkan dirinya dan turun ke lapangan. Aku sudah tak sabar melihat aksinya. Ya, sekarang. Dia sekedar bukan pemain bernomor punggung 21 di balik eyeshield lagi. Tapi seorang pemain amefuto bernama… SENA KOBAYAKAWA!!!




-END-
Enma’s Diaries: First Time (Suzuna VER.)
December 19th, 2009.
by: Sora Kaitani >< WripleS_96.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar